Senin, 21 Desember 2009

DAMPAK PENGHARUM RUANGAN, LILIN, dan CAT TEMBOK





Pengharum ruangan sering kita digunakan agar ruangan kita terasa harum, wangi dari pengharum tersebut menyejukkan ruangan. Memang sih hidung kita boleh termanjakan oleh pengharum ruangan, tapi kita juga harus tau dampak dari pemakaian benda tersebut. Terlalu banyak semprat-semprot bisa menimbulkan gangguan sistem syaraf, seperti gangguan pernapasan, hingga pingsan.


Karena itu, pilihlah jeli dalam memilih pewangi. Nah, pewangi yang sering beredar dipasaran, jenis zat pewanginya berbahan dasar air dan minyak.

Pewangi berbahan dasar air, biasanya, kestabilan aromanya singkat, sekitar 3-5 jam dan terbilang aman.

Sedangkan pewangi berbahan dasar minyak, selain harganya mahal, juga mengandung zat kimia, seperti isobutane, n-butane, propane dan campurannya.

Agar  amannya, ikuti saja aturan The International Fragrance Association (IFRA), yakni melarang penggunaan pewangi yang mengandung musk, ambrette, geranyl nitrile, dan 7-methyl coumarin, serta pelarangan penggunaan jel yang mengandung formaldehyde dan methylchloroisothiozilinone.

Rupanya, pewangi ruangan tidak hanya merugikan manusia, tetapi juga lapisan ozon! Anda cinta lingkungan? Pakai saja pewangi yang asalnya dari kekayaan alam, seperti:

- Bukalah jendela.
- Rajinlah membakar sampah.
- Gunakan daun teh untuk menyegarkan rumah.
- Taruhlah tanaman di dalam rumah untuk menghilangkan karbondioksida dan toksin lainnya.
- Gunakan parfum alami, kayu manis, jahe, misalnya.

Lilin

Dalam redupnya malam terasa romantis dengan hadirnya lilin. Namun, siapa sangka kalau bahan pembuat lilin, yaitu parafin, menyebabkan polusi udara dan bersifat karsinogenik. Utamanya lilin gel. Agar aman bagi tubuh dan lingkungan, pilih lilin berbahan kedelai atau lebah.

Cat Tembok

Saat mengecat rumah, terciumlah bau menyengat, karena di dalam cat mengandung bahan berbahaya bernama VOC (Volatile Organic Compound), misalnya solvent dan timbal, serta merkuri.

Solvent ini fungsinya membuat cat mudah diaduk, mudah digunakan dan cepat kering. Biasanya, setelah solvent menguap, barulah cat mengering. Nah, saat penguapan terjadi, uap solvent menyebar ke seluruh ruangan dan bisa mencemari lingkungan. Bahkan, turut pula menganggu kesehatan bila terhirup berlebihan.

Bila gangguannya ringan bisa menyebabkan mata pedas, kulit perih, gangguan pernapasan atau alergi. Tapi, bila menghirupnya dalam jangka panjang menimbulkan kanker, kerusakan hati dan gangguan sistem pernapasan.

Begitu pula, timbal dan merkuri - menghasilkan warna cat - menimbulkan gangguan sistem syaraf, organ reproduksi, otak serta ginjal.

Lalu, bagaimana menyiasatinya? Ikuti tip berikut!

* Gunakan masker
* Pakailah sarung tangan
* Kenakan pelindung mata
* Pastikan ventilasi cukup

Penggunaan Dry Cleaning

Ingin semua perlengkapan berbahan tekstil, pakaian, tas, bed cover, karpet, bersih? Dry Cleaning saja! Tapi, sadarkah kita bila bahan kimia, seperti solvent digunakan dalam proses dry cleaning. Yang musti diwaspadai adalah perchloroethylene (PERC) yang bersumber dari solvent itu sendiri.

Rupanya, penggunaan PERC ini berpotensi bahaya. Dalam jangka pendek, PERC bisa merusak sistem syaraf, pusing, hingga pingsan.

Bila PERC itu terhirup terlalu lama bisa menimbulkan kerusakan hati dan ginjal. Pun dry cleaning ini sebabkan kanker akibat sisa PERC yang masih menempel di pori-pori baju.

Selain itu, PERC tidak ramah lingkungan karena tidak bisa larut dalam tanah. Dan dalam jumlah besar, PERC bisa menembus lapisan tanah dan mengontaminasi air tanah. Hasilnya, air pun teracuni PERC!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar