Selasa, 22 Desember 2009

Antara Kromium dan Diabetes???


Pernahkah  Anda  mendengar jika pil kromium berfungsi untuk menurunkan berat badan, mengatasi diabetes, serta kolesterol tinggi. Apa kromium sebenarnya? Kromium merupakan mineral yang bisa ditemukan pada banyak makanan termasuk brokoli, whole grain, jus anggur, bir, kacang-kacangan, serta telur. Selain pada makanan, kromium juga tersedia dalam bentuk suplemen. Kekurangan Cromium dapat menyebabkan kelelahan, kegelisahan, diabetes, gangguan metabolisme asam amino dan meningkatkan resiko aterosklerosis. Di dalam tubuh, kromium berfungsi membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Para ilmuwan juga telah meneliti mengenai ide bahwa kromium.
Kebanyakan kromium dijual sebagai chromium picolinate atau polynicotinate.


Mekanisme kerja chromium picolinate dalam meningkatkan efisiensi insulin masih belum bisa dijelaskan dari hasil penelitian ini. Akan tetapi, ada beberapa yang mengklaim peningkatan efisiensi insulin menyebabkan peningkatan produksi serotonin, yang secara perlahan akan mengurangi selera makan. Ada juga yang menemukan kalau chromium berfungsi mengatur proses produksi lemak dalam tubuh, sehingga mencegah pembentukan lemak berlebih. Satu hipotesis menyatakan kalau chromium picolinate meningkatkan sintesis protein, yang selanjutnya akan menstimulasi pertumbuhan otot.

Manfaat Chromium picolinate :

1. Menjaga keseimbangan kadar gula darah dan meningkatkan efisiensi kerja insulin.

2. Chromium sering disebut sebagai “Glucose Tolerance Factor” (faktor pengendali kadar gula darah) dibutuhkan pada proses pengolahan glukosa menjadi energi.

3. Membantu menurunkan berat badan dengan cara membakar lemak menjadi energi.

4. Menurunkan kolesterol dan trigliserid sehingga dapat menjaga kesehatan jantung.

5. Meningkatkan massa otot sehingga dapat membentuk otot yang ideal.

6. Membantu sintesa kolesterol, lemak dan protein serta meningkatkan jaringan otot.

Suplementasi membantu Anda untuk membantu metabolisme tubuh. Bagi para penderita diabetes, suplementasi ditujukan untuk membantu metabolisme karbohidrat dan lemak dengan lebih baik. Suplementasi dengan Chromium Picolinate mampu meningkatkan sensitifitas insulin tubuh sehingga membantu mencerna gula atau karbohidrat dengan lebih baik yang mutlak diperlukan bagi penderita diabetes. Selain itu Chromium Picolinate berguna untuk mengurangi rasa lapar dan nafsu makan.

Membantu Sensitivitas Insulin


Salah satu permasalahan utama pada penderita diabetes adalah kurangnya sensitivitas insulin, sehingga insulin tidak bekerja dengan baik. Suplementasi Chromium Picolinate mampu memperbaiki kinerja insulin dalam tubuh sehingga dapat mengontrol gula darah dengan lebih baik.

Kromium harus dikonsumsi bersama makanan atau segelas penuh air atau jus buah. Jika dikonsumsi dengan perut kosong dapat mengakibatkan iritasi pada lambung. Kromium lebih mudah diserap dengan suplemen vitamin C atau makanan yang kaya vitamin C. Hindari konsumsi kalsium karbonat atau antacid (obat maag) pada saat yang bersamaan karena dapat menurunkan kualitas penyerapan kromium. Untuk penderita diabetes sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan memakai suplemen kromium, karena dapat mengubah kebutuhan akan insulin dan berbagai obat penyakit diabetes lainnya.

Senin, 21 Desember 2009

DAMPAK PENGHARUM RUANGAN, LILIN, dan CAT TEMBOK





Pengharum ruangan sering kita digunakan agar ruangan kita terasa harum, wangi dari pengharum tersebut menyejukkan ruangan. Memang sih hidung kita boleh termanjakan oleh pengharum ruangan, tapi kita juga harus tau dampak dari pemakaian benda tersebut. Terlalu banyak semprat-semprot bisa menimbulkan gangguan sistem syaraf, seperti gangguan pernapasan, hingga pingsan.


Karena itu, pilihlah jeli dalam memilih pewangi. Nah, pewangi yang sering beredar dipasaran, jenis zat pewanginya berbahan dasar air dan minyak.

Pewangi berbahan dasar air, biasanya, kestabilan aromanya singkat, sekitar 3-5 jam dan terbilang aman.

Sedangkan pewangi berbahan dasar minyak, selain harganya mahal, juga mengandung zat kimia, seperti isobutane, n-butane, propane dan campurannya.

Agar  amannya, ikuti saja aturan The International Fragrance Association (IFRA), yakni melarang penggunaan pewangi yang mengandung musk, ambrette, geranyl nitrile, dan 7-methyl coumarin, serta pelarangan penggunaan jel yang mengandung formaldehyde dan methylchloroisothiozilinone.

Rupanya, pewangi ruangan tidak hanya merugikan manusia, tetapi juga lapisan ozon! Anda cinta lingkungan? Pakai saja pewangi yang asalnya dari kekayaan alam, seperti:

- Bukalah jendela.
- Rajinlah membakar sampah.
- Gunakan daun teh untuk menyegarkan rumah.
- Taruhlah tanaman di dalam rumah untuk menghilangkan karbondioksida dan toksin lainnya.
- Gunakan parfum alami, kayu manis, jahe, misalnya.

Lilin

Dalam redupnya malam terasa romantis dengan hadirnya lilin. Namun, siapa sangka kalau bahan pembuat lilin, yaitu parafin, menyebabkan polusi udara dan bersifat karsinogenik. Utamanya lilin gel. Agar aman bagi tubuh dan lingkungan, pilih lilin berbahan kedelai atau lebah.

Cat Tembok

Saat mengecat rumah, terciumlah bau menyengat, karena di dalam cat mengandung bahan berbahaya bernama VOC (Volatile Organic Compound), misalnya solvent dan timbal, serta merkuri.

Solvent ini fungsinya membuat cat mudah diaduk, mudah digunakan dan cepat kering. Biasanya, setelah solvent menguap, barulah cat mengering. Nah, saat penguapan terjadi, uap solvent menyebar ke seluruh ruangan dan bisa mencemari lingkungan. Bahkan, turut pula menganggu kesehatan bila terhirup berlebihan.

Bila gangguannya ringan bisa menyebabkan mata pedas, kulit perih, gangguan pernapasan atau alergi. Tapi, bila menghirupnya dalam jangka panjang menimbulkan kanker, kerusakan hati dan gangguan sistem pernapasan.

Begitu pula, timbal dan merkuri - menghasilkan warna cat - menimbulkan gangguan sistem syaraf, organ reproduksi, otak serta ginjal.

Lalu, bagaimana menyiasatinya? Ikuti tip berikut!

* Gunakan masker
* Pakailah sarung tangan
* Kenakan pelindung mata
* Pastikan ventilasi cukup

Penggunaan Dry Cleaning

Ingin semua perlengkapan berbahan tekstil, pakaian, tas, bed cover, karpet, bersih? Dry Cleaning saja! Tapi, sadarkah kita bila bahan kimia, seperti solvent digunakan dalam proses dry cleaning. Yang musti diwaspadai adalah perchloroethylene (PERC) yang bersumber dari solvent itu sendiri.

Rupanya, penggunaan PERC ini berpotensi bahaya. Dalam jangka pendek, PERC bisa merusak sistem syaraf, pusing, hingga pingsan.

Bila PERC itu terhirup terlalu lama bisa menimbulkan kerusakan hati dan ginjal. Pun dry cleaning ini sebabkan kanker akibat sisa PERC yang masih menempel di pori-pori baju.

Selain itu, PERC tidak ramah lingkungan karena tidak bisa larut dalam tanah. Dan dalam jumlah besar, PERC bisa menembus lapisan tanah dan mengontaminasi air tanah. Hasilnya, air pun teracuni PERC!


Seberapa amankah pemakaian deodorant??

Sebagian masyarakat pasti sudah tidak asing lagi dengan suatu produk kosmetik yang bernama deodoran. Deodorant merupakan solusi bagi permasalahan bau badan yang kerap kali menerpa kaum wanita dan pria Setiap hari kita memakainya untuk menghilangkan bau badan kita saat beraktivitas sehari-hari. Sebelumnya perlu diketahui bahwa bau badan tidak dikeluarkan oleh keringat. Bau badan timbul akibat aktivitas mikroba yang terdapat di kulit, yang menguraikan keringat dan menyebabkan bau tidak sedap. Deodorant mampu mengatasi permasalahan ini karena didalamnya terdapat zat yang disebut dengan antirespirant yang mampu mencegah air keringat keluar.
Deodoran yang beredar di masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis. Jenis yang pertama adalah yang hanya berfungsi mengurangi atau menutupi bau badan dan jenis kedua adalah yang berfungsi mengurangi bau badan dan mengurangi produksi keringat oleh tubuh. Deodoran yang sangat banyak beredar di pasaran saat ini dan sering kita gunakan juga adalah jenis yang kedua.
Prinsip kerja dari deodoran jenis ini adalah mengurangi produksi keringat sehingga mengurangi kelembaban yang dibutuhkan bakteri untuk tumbuh. Bahan aktif untuk mengurangi produksi keringat yang umumnya terdapat dalam deodoran adalah alumunium klorohidrat. Alumunium klorohidrat bereaksi dengan elektrolit dalam keringat untuk membentuk sumbat dalam saluran keringat. Dengan adanya sumbat ini, keringat tidak bisa dikeluarkan dari kelenjar keringat, yang artinya pengeluaran keringat terhenti.
Sebenarnya, alumunium klorohidrat merupakan salah satu jenis senyawa yang neurotoksik ( racun syaraf ). Hal inilah yang menyebabkan alumunium klorohidrat sering dihubungkan dengan penyakit Alzheimer(penurunan fungsi saraf otak). Selain itu, penggunaan alumunium klorohidrat dalam deodoran juga sering disebut-sebut sebagai pemicu munculnya kanker payudara pada wanita. Hal tersebut didasarkan pada pendapat bahwa deodoran digunakan secara teratur pada kulit ketiak ( yang terletak di dekat payudara ) dapat diabsorbsi ke dalam tubuh oleh kulit dan menyebabkan efek seperti hormon estrogen. Hormon estrogen sendiri diketahui memiliki aktivitas meningkatkan pertumbuhan sel kanker payudara. Selain itu bahan tersebut membuat keringat yang mengeluarkan zat-zat beracun dalam tubuh tidak dapat keluar. Hasilnya , zat-zat beracun tersebut tertimbun di dalam di kelenjar getah bening dibawah lengan. Asal kanker payudara kebanyakan ditemukan di area bagian atas payudara.


Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk membuktikan keterkaitan tersebut. Namun hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan adanya hubungan sebab-akibat yang jelas antara alumunium klorohidrat dengan penyakit Alzheimer dan kanker. Pada penderita Alzheimer dan kanker memang ditemukan kandungan alumunium klorohidrat dengan kadar yang cukup besar dalam tubuh. Namun hal ini tidak membuktikan bahwa penyebab kanker dan Alzheimer tersebut adalah alumunium klorohidrat yang terdapat dalam deodoran.
Selain alumunium klorohidrat, bahan-bahan yang biasanya terkandung dalam deodoran seperti paraben dan formaldehid ( umumnya digunakan sebagai pengawet ), serta ftalat ( umumnya sebagai pengharum ), juga sering dikatakan berefek toksik pada tubuh. Paraben dicurigai sebagai pemicu kanker payudara karena diketahui dapat meniru aktivitas estrogen dalam sel tubuh. Kandungan paraben dalam deodoran dapat dengan mudah diketahui dengan membaca daftar komposisi bahan-bahan pada deodoran, dengan nama methylparaben, propylparaben, butylparaben, atau  benzylparaben. Walaupun keterkaitan paraben dengan kanker payudara juga belum terbukti, banyak produk deodoran saat ini yang sudah tidak menggunakan paraben sebagai pengawetnya. Ftalat, yang biasanya digunakan sebagai pengharum dalam deodoran, juga ditemukan dapat menyebabkan kanker hati dan cacat lahir pada hewan penelitian. Sebagai solusinya, kita dapat memilih deodoran dengan kandungan minyak esensial alami sebagai pengharumnya.
Bagaimanapun, belum terbukti bukan berarti tidak benar. Untuk tindakan pencegahan, sebaiknya kita mulai mencari alternatif pengganti. Cara yang paling sederhana adalah dengan menggunakan soda kue yang dicampur dengan perasan air jeruk, lalu dioleskan pada ketiak. Jika kita tetap ingin menggunakan produk deodoran dengan alasan kepraktisan, hendaknya sebelum memilih suatu produk deodoran, kita membaca dan memperhatikan kandungan bahan-bahan di dalam produk deodoran tersebut.